Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang
memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai
kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik,
gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang
peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya,
pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat,
oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling
sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana
menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat
dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah,
cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang
dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan
organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah
posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis:
Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang
– tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut
dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan,
saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang
belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik
yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran
mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan
radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat
digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang
berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan
menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan
massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan
janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih
canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih
detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat
memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan
menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat
juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah
perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan
pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada
tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat
berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru,
perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan
lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik
mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet
yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas
dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum
tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X
biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan
sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan
lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang
rawan, ruang sendi.
sumber : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Selasa, 03 Juni 2014
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik
07.10
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar